TANAH KAMI
Syafrizal
Sahrun
lalu
kami datang menggenggam dendam
berbondong-bondong
bak hujan yang lupa kemana pulang
tangan-tangan
yang perkasa sudah saatnya mengangkasa
sebab
tak ada lagi tempat mengadu yang nyata
selain
berontak demi hidup layak
di
atas tanah yang kaya ada aniaya
sudah
sekian lama
lalu
kami mau jadi apa
sementara
harta ini kami yang punya
di
tanah tercinta, kami disiksa
dijajah
dan di kebiri hidupnya
kami
muak menjadi sapi
kami
muak terus menyepi
kini
sepi menjadi api
dan
akan kami bakar sosok lelaki kekar yang kau bayar
Percut, 27
Oktober 2011
(Terbit di Rubrik Art & Cultur Harian Medan Bisnis, Minggu, 23 September 2012)
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/09/23/116709/syafrizal_sahrun/
Komentar
Posting Komentar