Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November 19, 2011

MENGEJA WAKTU

Kaki melangkah satu demi satu mengeja lembar-lembar waktu terjemahkan isyarat kelu yang mengalir menyatu debu kicau burung liar mengusik lengang merobohkan tonggak galau memukau tubuh semati tugu jalan-jalan binasa tanpa makam dan akhirnya hanya bekas-bekas sejarah yang mulai dapat diterjemah                          KOMISI, 2011 Syafrizal Sahrun (puisi ini telah di terbitkan pada Harian Analisa pada hari rabu / 9 November 2011) http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/09/20937/mencari_kabar/

PERADABAN

Tak ada kata hilang rupa Lenyap bersama waktu tergilas Dibalik zaman yang tak lagi purba Akankah kekal budaya Sementara manusia kembali hina Terjerembab pada panorama fana                        KOMISI, 2011 Syafrizal Sahrun (puisi ini telah di terbitkan pada Harian Analisa pada hari rabu / 9 November 2011) http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/09/20937/mencari_kabar/

KITA

Jika kita adalah surga maka prahara adalah quldi yang menggoda jika kita adalah madu maka prahara adalah nila yang merusak susu sebelanga dan jika prahara adalah ombak maka jadilah karang disamudera                              KOMISI, 2011 Syafrizal Sahrun (puisi ini telah di terbitkan pada Harian Analisa pada hari rabu / 9 November 2011) http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/09/20937/mencari_kabar/

MENCARI KABAR

Pagi menjelma wajah pelangi mati tapi tak busuk melainkan wangi melati dan kesturi pagi ini angin datang dalam bisu lantas akan ku cari kabarmu di antara remah-remah kefanaan KOMISI, 2011 Syafrizal Sahrun (puisi ini telah di terbitkan pada Harian Analisa pada hari rabu / 9 November 2011) http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/09/20937/mencari_kabar/