Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 2, 2012

Resensi Buku: Langkah Awal Pemahaman Teori Sastra

 (Terbit di rubrik Belia Harian Medan Bisnis, 2 Desember 2012) Langkah Awal Pemahaman Teori Sastra Oleh: Syafrizal Sahrun Judul                : Pengantar Teori Sastra Penulis              : Dwi Susanto S.S, M.Hum Penerbit            : CAPS Tahun               : Cetakan pertama, 2012 Tebal                : vii + 272 halaman ISBN                : 978-602-9324-03-7 Secara normatif, studi sastra dibagi dalam beberapa bidang, yakni teori sastra, kritik sastra, sejarah sastra, sastra bandingan, dan kajian budaya. Teori sastra mempelajari kaidah-kaidah, paradigma-paradigma, dan...

TETIRAH DALAM KRITIK SOSIAL DAN SEJARAH

(Terbit di rubrik Art & Cultur Harian Medan Bisnis, 2 Desember 2012) TETIRAH DALAM KRITIK SOSIAL DAN SEJARAH Oleh: Syafrizal Sahrun Sastra sangat berpotensi sebagai media penyadaran dan pengajaran kepada manusia. Lewat bahasa yang diracik dengan indah, sastra kiranya dapat mempunyai kedudukan yang tinggi dalam kehidupan. Selain itu, sastra juga mampu menjadi media kritik yang estetik sehingga dapat menekan amarah ketersinggungan dan kiranya amarah itu berubah menjadi pengkajian diri yang lebih dalam dari pada penyampaian kritik yang vulgar. Julang. Julang adalah nama buku antologi cerpen dan puisi sastrawan Sumatera Utara. Pengertian julang itu sendiri adalah meninggikan atau membuat lebih tinggi posisinya dari biasa (KBBI). Filosofi yang saya ambil dari nama itu ialah mudah-mudahan dengan “penabalan” julang sebagai nama kiranya dapat memosisikan buku beserta karya-karya yang termaktub di dalamnya dapat bermakna di hati masyarakatnya. Amin. Julang ini mem...

Haluan Kepri, Minggu, 2 Desember 2012

Sajak-sajak Syafrizal Sahrun TEMALI DAN KAU/1 sebagai temali apa lagi yang dapat kulakukan untuk membantumu berapa kali bahkan tak kukira lagi berapa peluh sudah ;aku sampai lupa cara mengira pagi ini, ketika mentari masih telungkup kau berjalan menyibak kabut menimang rindu   juga cemburu padahal mulai kemarin batukmu telah jadi jandu pada malam sendu TEMALI DAN KAU/2 entah mengapa di tengah jalan ketika batukmu kambuh aku hanya mampu tersengkum tak mampu menengok aku telah terburai di dalam masa aku tak bisa untuk sekedar membantumu menyulam tuju tepat waktu tapi walau begitu taklah dapat kupungkiri bahwa aku tak mampu berbagi sampai tubuhku tak bisa lagi dikata temali KETIKA PURNAMA kekasih bulan sudah purnama ketika gelas lepas dari gengaman daundaun menggamit sejuta kelam dalam ingatan rantingranting patah pada sekali hembusan kekasih pada dudukku semilir angin menghembuskan ke...