Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

MAWAR

MAWAR Syafrizal Sahrun kau mawar di antara perkebunan mawar durimu, duri-duri dalam duri tangkaimu - genggamku racun, sakitku parasmu dahaga kering dalam kering jiwa-jiwaku kelopak dalam senyummu merekah-rekah pada mekar mawar dan kau mekar dalam tatap, dalam igau, dalam pukau dalam merah mawarmu tanpa mawar lain di kebun itu mawarmu tumbuh di ladang kering-keringku akarmu menghujam perut dalam perutku duri-durimu ikut dalam racun dalam nadi tubuh yang menyimpan teduh kau jadilah terus mawarku, tubuh terus di ladang kering-keringku walau detik gugur dalam waktu (Terbit di Rubrik Art & Cultur Harian Medan Bisnis, Minggu, 23 September 2012) http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/09/23/116709/syafrizal_sahrun/

TANAH KAMI

TANAH KAMI Syafrizal Sahrun lalu kami datang menggenggam dendam berbondong-bondong bak hujan yang lupa kemana pulang tangan-tangan yang perkasa sudah saatnya mengangkasa sebab tak ada lagi tempat mengadu yang nyata selain berontak demi hidup layak di atas tanah yang kaya ada aniaya sudah sekian lama lalu kami mau jadi apa sementara harta ini kami yang punya di tanah tercinta, kami disiksa dijajah dan di kebiri hidupnya kami muak menjadi sapi kami muak terus menyepi kini sepi menjadi api dan akan kami bakar sosok lelaki kekar yang kau bayar Percut, 27 Oktober 2011 (Terbit di Rubrik Art & Cultur Harian Medan Bisnis, Minggu, 23 September 2012) http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/09/23/116709/syafrizal_sahrun/

PEREMPUAN YANG MASUK DARI BELAKANG

PEREMPUAN YANG MASUK DARI BELAKANG Syafrizal Sahrun Hai, perempuan yang masuk dari belakang Di manakah ayahku Sekian lama ku sapa mengapa tak pernah menyapa Hai perempuan yang mengendap-endap dari sudut berkarat Di mana ayahku Mengapa kau jadi empedu Hai perempuan yang melintas Di mana ayahku Apakah aku bertanya tak pantas? Percut, 17 Januari 2012 (Terbit di Rubrik Art & Cultur Harian Medan Bisnis, Minggu, 23 September 2012) http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/09/23/116709/syafrizal_sahrun/

TUHAN

TUHAN Syafrizal Sahrun Tuhan, pinanglah aku dengan maharmu ajak aku bercengkrama pada altar dan ceritakan tentang misteri hidup yang membuat aku mesti terburu Tuhan, ajari aku mencinta Ajari aku melepas sebab ikhlas Tuhan, inilah aku sekelumit risalah yang tersesat Percut, 2011 (Terbit di Rubrik Art & Cultur Harian Medan Bisnis, Minggu, 23 September 2012) http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/09/23/116709/syafrizal_sahrun/

SENJA YANG ANEH

SENJA YANG ANEH Syafrizal Sahrun akankah senja akan lama singgah di dermaga ini lalu aku bersembunyi dan kaupun bersembunyi kita tak lagi seperti alir air apakah kita akan tersekat-sekat lalu kita menjadi sendiri-sendiri Percut, 1 Januari 2012 (Terbit di rubrik Budaya Harian Mimbar Umum, Sabtu, 6 Oktober 2012)

SENJA

SENJA Syafrizal Sahrun Di tepi pantai begitu cepat mekar ia begitu cepat jua layunya sehingga selalu gagal ku setubuhi ia Percut, 20 Januari 2012 (Terbit di rubrik Budaya Harian Mimbar Umum, Sabtu, 6 Oktober 2012)

PENDAYUNG

PENDAYUNG Syafrizal Sahrun satu perahu sebentar lagi kita panji-panji akan dikibarkan dentamdentum kebingaran akan menyemak pada telinga yang hampir papa lantas jangan perlihatkan kerut didahi, kerut di hati percayalah sebagai pendayung, aku akan mengajakmu melintasi samudera dan menyinggahi pulau-pulau asing. sebagai pendayung, aku akan merawat hidupmu atas nama keikhlasan sebuah hati Percut, 30 Januari 2012 (Terbit di rubrik Budaya Harian Mimbar Umum, Sabtu, 6 Oktober 2012)

PERTIKAIAN

PERTIKAIAN Syafrizal Sahrun Akankah kau menjadi ku dalam ku tanpa kau atau ku menjadi ku kau menjadi kau ku kau jadi ku atau kau ku jadi kau ku kah kau bila kau ku atau kaukah ku bila ku kau ku kau dalam satu atau satu mampu jadi kau ku Percut, 20 Januari 2012 (Terbit di rubrik Budaya Harian Mimbar Umum, Sabtu, 6 Oktober 2012)

WAKTU

WAKTU Syafrizal Sahrun Adakah yang harus kita bagi dengan waktu Atau waktu yang membagi-bagi kita Kita yang mencari waktu Atau waktu yang mencari kita Kitakah waktu Atau waktukah kita Waktu yang mana yang kita buru Atau kita yang mana yang diburu waktu Waktu itukah Atau itukah waktu Waktu yang mewaktu di dalam waktu Atau …. ? Sementara jarum jam masih menunjukkan angka yang itu-itu juga Bagan Percut, 1 Februari 2012 (Terbit di rubrik Budaya Harian Mimbar Umum, Sabtu, 6 Oktober 2012)

Mengupas Cerpen “Pada Malam Angin Berkelebat” Karya Intan Hs

Mengupas Cerpen “Pada Malam Angin Berkelebat” Karya Intan Hs Oleh: Syafrizal Sahrun Kehidupan manusia tak selamanya mujur, walau sejatinya kemujuran adalah impian setiap manusia. Itulah kehidupan, seperti peribahasa “Tanaman padi meninggi, rumputpun tak kalah iri ”. Walaupun demikian bukan berarti Tuhan tidak adil, melainkan itulah keadilannya jika kita termasuk orang-orang yang berpikir. Sebagai manusia, kita terkadang lupa diri ketika mendapat kebahagian, tapi jika mendapat kesusahan baru sibuk mencari alasan untuk menyalahkan—terkadang juga Tuhan. Karya sastra berpotensi untuk memberikan penyadaran kepada manusia jika manusia bersedia mengkonsumsinya dengan baik. Tidak hanya membaca, tapi juga mencermatinya sebagai pengalaman menjalani kehidupan. Tak jarang pengalaman yang dituliskan dalam karya sastra dapat mengena di kehidupan pembaca, dengan demikian kita dapat mengilhami pengalaman orang lain untuk memperkaya pengalaman diri sendiri. Mari kita tinjau cerpen “Pada Ma...