Akulah Syafrizal Sahrun. Dibesarkan oleh emak seorang diri setelah ayah pamit pergi berjumpa Illahi saat usiaku ± 2 tahun. Ayahku bernama Sahrun dan emakku bernama Kamariah. Aku suku melayu karena ayah dan emakku suku melayu. Nama ayah dirangkai dengan namaku, sebab orang melayu tak punya marga untuk disanding dengan namanya. Bukan ingin meniru orang-orang Timur Tengah, tapi selama itu indah dan tidak menyalah – aku rasa sah-sah saja.
Aku dilahirkan di Desa Percut, dirumah panggung punya atokku. Tepatnya di JL.H.M.Harun No.163 Dusun II Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang. Menurut ijazah dan Kartu Keluarga, aku lahir tanggal 04 November 1986. Zodiaknya Scorpio – kerenkan !! hehe…
Pendidikan
Meski hanya tangan kiri yang merawat dan membesarkanku, jujur – tangan itu sangat peduli akan hidupku, termasuk dengan pendidikanku. Aku pernah sekolah TK diperkebunan PTPN Seintis tapi cuma sampai kelas nol kecil, lalu ibuku mendaftarkanku ke sekolah tempatnya mengabdi meski usiaku belum genap 7 tahun, yah.. curi-curi umurlah, akukan tidak bodoh-bodoh amat – amat aja yang mungkin bodoh. Mendekati akhir kelas 3, aku ingin pindah sekolah sebab gurunya galak, suka main fisik. Coba zaman sekarang berani main fisik sama siswa, pasti langsung ditangkap sama pak police (eceknya sok orang barat). Kelas 4 aku sudah sekolah di Percut, tepatnya di SD 101779 Percut Sei Tuan sampai selesai. Walau jarak antara rumahku dulu dengan sekolah yang baru lumayan jauh tapi aku tetap semangat untuk belajar, malah pulang sekolah langsung mengaji di Madrasah. Setelah itu, aku melanjutkan sekolah di SMP N 3 Percut Sei Tuan, sekolah itu dulu menjadi sekolah pavorit di kampungku. Setelah tamat SMP, aku melanjutkan ke SMA Swasta PAB 1 Medan Estate, sekolah yang cukup jauh dari rumah. Dipertengahan kelas 2 aku minta pindah sama emak sebab ada masalah di sekolah, aku sendiri takut menyelesaikannya – mau bilang sama emak, takut di repeti. Aku bilang aja, aku capek sekolah jauh-jauh. Akhirnya aku pindah ke sekolah dekat rumah, yaitu SMA PAB 8 Seitis. Hehe.. sama-sama PAB. Lucunya baru 2 minggu sekolah disitu, aku mulai tak betah dengan suasananya. Akhirnya aku minta balik kesekolah yang lama sama emak. Ya, akhirnya dipindahkan lagi ke sekolah asal semula. Dari pada aku tak sekolah, lebih baik emak ikut saja apa mau ku. Aku mohon, jangan cap aku sebagai anak yang bandal ya.. pliss donk ahh !!!. Aku melesaikan SMA tahun 2004, mengembara tak jelas selama 1 tahun dan terdaftar sebagai mahasiswa di UISU tahun 2005 – terdaftar sebagai alumni di tahun 2010/8.
SASTRA
Bakat penulis sudah tampak pada diriku sejak SMP. Aku mulai menulis puisi-puisi dan diari buat cewek-cewek yang aku kagumi dan tentang perjalanan hidup. Ada yang aku kirim ke orang yang di tuju dan ada juga yang aku simpan sebagai arsip penjelajahan cinta dan kehidupan (sok puitis). Semasa sekolah, karya-karya itu hanya ngkos di laci almari. Setelah kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UISU, bakat sastra itu mulai terpupuk. Apalagi setelah mendapat kuliah dari bapak Antilan Purba, M.Pd (alm), support dari mahasiswa jurusan PBSI FKIP UISU, berkenalan juga dengan teman-teman mahasiswa sastra Indonesia UNIMED (Dani Sukma AS, Rudi Saragi, Ria Ristiana, Wahyu Wiji Astuti, dll), UMSU (Budianto, Sri dll), USU (Bembeng “teater O”) dan perkenalan eksternal dengan Sastrawan TBSU (Afrion, Hasan Al-Banna, Raudha Jambak, Suyadi San, dll) dan sekarang menyatu dengan forum Omong-Omong Sastra SUMUT dan mendapat teman maupun senior sastra yang sejalan dalam mengarungi samudera sastra (Damiri Mahmud, Sulaiman Sabbar, Darwis Rifai Harahap, Mihar Harahap, Yunus, Norman Tamin, Jaya Arjuna, Saripuddin Lubis, Yulhasni, Herni Fauziah, dll) serta beberapa komunitas sastra (KONTAN, KOMULASI dan KOMPAK). Aku juga tengah mendirikan/membina komunitas sastra yang diberi nama Komunitas Insan Sastra Indonesia (KOMISI).
KREATIFITAS SASTRA
Aku pernah menjadi Juara II Lomba Cipta Puisi Mahasiswa se-Kota Medan yang diadakan oleh Pers Mahasiswa Kreatif UNIMED pada tanggal 26-29 Mei 2009, beberapa puisiku dimuat dalam Antologi Puisi Suara Peri dan Mimpi serta Antologi Puisi CAHAYA yang diterbitkan Laboratorium Sastra (LABSAS) dan puisi-puisiku juga dimuat di surat kabar Analisa Rabu dan Medan Bisnis Minggu (B’Gaul dan Rentak). Sekarang aku ikut dalam gerakan aktifis sastra LABSAS.
Komentar
Posting Komentar