Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Sajak Syafrizal Sahrun yang terbit di Lampung Post tanggal 16 Desember 2012

DI JAM-JAM SORE di jam-jam sore, orang-orang itu akan selalu begulut untuk mencari lubang-lubang. menyuruh selain maunya hambus. terbanglah terbang. lalu kau kata moh untuk mengajak ragamu yang gagu. ohoi, senja datang lagi nyamuk-nyamuk sudah mulai menampakkan taji dengingnya berdenging-denging bak suara dari menara ketika senja tapi hanya beberapa lelaki tua yang terbongkok-bongkok mengayun langkah demi menuntaskan rindu yang abadi. sedangkan dengan orang-orang yang begulut tadi, dengan lepasnya membiarkan satu pertemuan lesap tak berarti Oktober 2012 ORANG-ORANG ASING kita adalah orang-orang asing sebagai orang-orang asing yang terdampar di pulau pualam asing tak pernah tahu kita tanah muasal juga kelahiran yang sakral kita tak punya angka untuk menghitung usia bahkan ingatan lesap begitu saja kita seperti ada begitu saja binasa jua begitu saja pulau pualam asing orang-orang asing kitapun asing Oktober 2012 ...

Puisi Syafrizal Sahrun yang terbit di Majalah Sastra Digital FRASA Edisi 7 / Desember 2012

KUNJUNGI SAJA AKU LEWAT DOA aku memang telah pergi melintasi satu pemikiran dan pemikiran lain dari satu rasa ke rasa lainnya dari satu kecupan hingga pendurhakaan oh ya, lihatlah tampangku di tembok sana tembok tinggi yang kau susun dari kerangka-kerangka manusia masa lalu yang dindingnya kau cat dengan darah orang-orang masa datang di situlah tampangku kau pajang empat lengan sebagai bingkai engkau pernah melukisku bukan? saat aku termenung di dalam kepalamu membelai-belai otakmu karena aku jenuh jadi batu berikanlah aku senyummu yang seterus terang pungguk pada rembulan jangan kau selipkan diantaranya sembilu, duri atau belati jangan bunuh aku lagi sebab itupulalah aku pergi bukan untuk menjauh tapi untuk memekapmu lebih lekap kepergian tak sekedar keluar aku tahu, kau selalu mencariku selalu memanggil-manggil namaku tapi sayang, sudah kukatakan aku telah pergi kunjungi saja aku lewat doa jika rindu telah mendera maka ...

Sajak Syafrizal Sahrun yang terbit di Harian Sumut Pos pada tanggal 9 Desember 2012

DI JAM-JAM SORE di jam-jam sore, orang-orang itu akan selalu begulut untuk mencari lubang-lubang. menyuruh selain maunya hambus. terbanglah terbang. lalu kau kata moh untuk mengajak ragamu yang gagu. ohoi, senja datang lagi nyamuk-nyamuk sudah mulai menampakkan taji dengingnya berdenging-denging bak suara dari menara ketika senja tapi hanya beberapa lelaki tua yang terbongkok-bongkok mengayun langkah demi menuntaskan rindu yang abadi. sedangkan dengan orang-orang yang begulut tadi, dengan lepasnya membiarkan satu pertemuan lesap tak berarti Oktober 2012 ORANG-ORANG ASING kita adalah orang-orang asing sebagai orang-orang asing yang terdampar di pulau pualam asing tak pernah tahu kita tanah muasal juga kelahiran yang sakral kita tak punya angka untuk menghitung usia bahkan ingatan lesap begitu saja kita seperti ada begitu saja binasa jua begitu saja pulau pualam asing orang-orang asing kitapun asing Oktober 2012 ...

Puisi Syafrizal sahrun yang terbitkan di Harian Analisa tanggal 2 Juni 2012

Puisi-puisi Syafrizal Sahrun KETIKA HUJAN malam basah ini berbasabasi dengan kesepian senandung memecah musim nampaklah seberkas sinar yang merembas dari dasar yang retak sementara menara bagai menuding langit dan berbicara dengan bahasa yang ganjil “katakanlah sesuatu”, sentak malam pada sebuat perdebatan yang begitu sepi mengapa kau bebankan kegetiran pada pundakku yang layu sedangkan kau tampak biasa sementara hujan bak serdadu di medan laga 2012 Komunitas Home Poetry KETIKA KITA BERJALANJALAN suatu waktu kau mengajakku berjalan-jalan melewati taman-taman bunga yang tak berkesudahan di dalam kepalamu kumbang-kumbang dan semerbak yang begitu khas menjadikan tanganku dan tanganmu berjabatan mengeluhkan harapan yang tak kunjung sampai di bawah pohon rindang yang mengingatkan aku pada sepenggal sajak yang tak mampu aku lanjutkan kita berhenti “apa kau mau mengiyakannya?” katamu selembar daun jatuh mengguit pundak...