RINDU
Syafrizal Sahrun
Syafrizal Sahrun
sore ini wajahmu terbayang lagi
kau gumuli tubuhku
dan kau ciumi pundakku
aku menguap atas beribu risalah
tapi nafasmu menentramkan gemuruh demokrasi jiwa
di atas batu
dekat alir sungai berbau rindu
ku alirkan sepunjak igau
yang menekan-nekan dadaku
kau gumuli tubuhku
dan kau ciumi pundakku
aku menguap atas beribu risalah
tapi nafasmu menentramkan gemuruh demokrasi jiwa
di atas batu
dekat alir sungai berbau rindu
ku alirkan sepunjak igau
yang menekan-nekan dadaku
Medan, 2011
SOSOK
Syafrizal Sahrun
Syafrizal Sahrun
kidung malam menjeratku
lalu lalang angin menghamburkan badaiku
gelombang air pasang
bagai gelora di dada
aku meraba apa yang tak sempat di raba
aku membaca apa yang tidak terbaca
aku terkesima
melihat dan melahap nur yang melekat pada wujud yang kupuja
lalu lalang angin menghamburkan badaiku
gelombang air pasang
bagai gelora di dada
aku meraba apa yang tak sempat di raba
aku membaca apa yang tidak terbaca
aku terkesima
melihat dan melahap nur yang melekat pada wujud yang kupuja
Medan, 2011
TANPA ADA YANG TAHU
Syafrizal Sahrun
Syafrizal Sahrun
Dinding dingin
Senyap memekap pengap
Suara mati dalam makna sendiri
Dan angin tertawa dalam mata para dewa
Pelan-pelan kau datang
Menjinjing angan dalam keranjang
Kau menyapaku tanpa ada yang tahu
ke tiga puisi di atas terbit di HARIAN ANALISA pada Jumat, 15 Juli 2011 di rubrik puisi dan cerpen. ketiga puisi ini aku persembahkan buat seseorang yang spesial dalam hidupku sekarang, yang telah menemani hidupku dan yang telah membuatku gelisah. ya, dia Nurul Arbaiyah.
Komentar
Posting Komentar